Mencintai Budaya Jawa ala Tentacles

| Penulis : 

Hompimpa alaium gambreng begitu sorak teman-teman Tentacles -sebutan suporter SMAN 10 Surabaya- ketika membuka kuarter ketiga pertandingan playoffs hari pertama Honda DBL with KFC. Kehadiran mereka di tribun timur DBL Arena tentu untuk memberi dukungan moril kepada punggawa Bigten -sebutan tim basket SMAN 10 Surabaya-

Teman-teman Tentacles hadir sekitar seribu dua ratus orang lebih. Sedari kuarter awal mereka sudah bersorak dan bernyanyi guna membakar semangat punggawa mereka di lapangan. Penampilan kedua capo Tentacles hari ini begitu menarik, karena mereka memakai blangkon ketika memandu teman-teman Tentacles di tribun.

“Kita hari ini temanya full jawa, wayangan,” kata Raihan selaku ketua umum Tentacles. Pertunjukkan sang dalang mulai dibuka ketika kuarter ketiga dimulai, diiringi lagu hompimpa teman-teman Tentacles coba menaikan koreo tiga dimensi bergambar semar.

“Kenapa diiringi hompimpa itu, kayak ngajak ayo bermain, kenapa bermain soalnya kita di sini engga cuman adu kreativitas aja,” tambahnya. Seluruh penonton dibuat terheran-heran karena chants Tentacles yang awalnya berbahasa Indonesia, berubah menjadi sepenuhnya bahasa jawa.

Ternyata Tentacles tak ingin setengah-setengah dalam mengamalkan tema mereka hari ini.  Sepenuhnya mereka sulap tribun timur selayaknya cerita pewayangan jawa dan diiringi bahasa jawa. Koreo tulisan kertas mereka pun juga berbahasa jawa.

"Mulat sarira hangrasa wani", begitu koreo kertas bolak-balik mereka. “Itu artinya berani mengoreksi diri sendiri, kan itu juga pakai lagu "Ayo Prakonco", itu artinya ayo main jangan tidur di sore hari, kan Bigten juga mainnya pas sore hari,” tambahnya. Tentacles seolah ingin mengingatkan teman-teman yang lainnya untuk cinta terhadap budaya sendiri sekaligus merawat dan menjaga budaya tersebut.

“Faktornya sih ya anak sekarang kehilangan kultur, mereka malah milih budaya asing bukan budaya sendiri, padahal budaya sendiri banyak yang bisa dikembangin,” ujarnya. Selain itu Tentacles juga mengundang decak kagum ketika koreo tiga dimensi yang berada dibarisan mereka berjalan geser seolah menghampiri koreo lainnya.

“Itu tadi sempat takut engga bisa gerak, soalnya waktu DBL sebelum pandemi pernah dicoba  tapi engga bisa jalan. Eh, Alhamdulillah hari ini bisa jalan,” imbuhnya. Meskipun pada akhir laga basket kesayangan mereka belum berhasil melangkah ke babak Sweet Sixteen, Tentacles merasa bangga pada mereka.

“Tetap semangat masih ada tahun depan, semoga tahun depan bisa juara,” tutupnya. Pertunjukkan wayang yang didalangi oleh Tentacles menjadi rentetan penutup cerita nribun mereka pada gelaran Honda DBL with KFC. Sampai jumpa tahun depan, Tentacles! (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya